Permendikbud Nomor 3 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler


SALINAN















PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 TAHUN 2019

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH REGULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,





Menimbang    :  a.    bahwa untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan sebagai               salah  satu  prioritas  pembangunan  nasional, perlu        mendorong      pemerintah      daerah      dalam menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat melalui pengalokasian dana bantuan operasional sekolah reguler;
b.    bahwa  agar  pengalokasian  dana  bantuan  operasional sekolah reguler sebagaimana dimaksud dalam huruf a sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran, perlu menyusun petunjuk teknis;
c.     bahwa  Peraturan  Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional  Sekolah  masih  terdapat  kekurangan  dan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan hukum masyarakat, sehingga perlu diganti;
d.    bahwa      berdasarkan      pertimbangan      sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler;







Mengingat      :  1.    Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan                      Nasional    (Lembaran    Negara    Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2.    Undang-Undang    Nomor    39    Tahun    2008    tentang Kementerian                         Negara    (Lembaran    Negara    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3.    Undang-Undang    Nomor    23    Tahun    2014    tentang Pemerintahan    Daerah   (Lembaran   Negara   Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan    Daerah   (Lembaran   Negara   Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4.    Undang-Undang  Nomor  3  Tahun  2017  tentang  Sistem

Perbukuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017 Nomor 102, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 6053);

5.    Undang-Undang    Nomor    12    Tahun    2018    tentang Anggaran                   Pendapatan   dan   Belanja   Negara   Tahun Anggaran 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 223, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6263);
6.    Peraturan  Pemerintah  Nomor  19  Tahun  2005  tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun  2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik  Indonesia Nomor 5670);

7.    Peraturan  Pemerintah  Nomor  48  Tahun  2008  tentang Pendanaan Pendidikan   (Lembaran   Negara   Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
8.    Peraturan  Pemerintah  Nomor  17  Tahun  2010  tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik  Indonesia  Tahun  2010  Nomor  23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas   Peraturan   Pemerintah   Nomor   17   Tahun   2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2010
Nomor   112,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik

Indonesia Nomor 5157);

9.    Peraturan  Presiden  Nomor  14  Tahun  2015  tentang Kementerian              Pendidikan  dan  Kebudayaan  (Lembaran Negara Republik  Indonesia  Tahun  2015  Nomor  15) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor     101   Tahun   2018   tentang   Perubahan   atas Peraturan     Presiden  Nomor  14  Tahun  2015  tentang Kementerian   Pendidikan  dan  Kebudayaan  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 nomor 192);
10.  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun

2008 tentang Buku;

11.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8

Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan

Pendidikan  (Berita  Negara  Republik  Indonesia  Tahun

2016 Nomor 351);

12.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11

Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 575);







MEMUTUSKAN:

Menetapkan   :  PERATURAN   MENTERI   PENDIDIKAN   DAN   KEBUDAYAAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH REGULER.


Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1.    Sekolah adalah sekolah dasar, sekolah dasar luar biasa, sekolah menengah pertama, sekolah menengah pertama luar biasa, sekolah menengah atas, sekolah menengah atas luar biasa, atau sekolah menengah kejuruan.
2.    Sekolah  Dasar  yang  selanjutnya  disingkat  SD  adalah salah            satu   bentuk   satuan   pendidikan   formal   yang menyelenggarakan   pendidikan   umum   pada   jenjang pendidikan dasar.
3.    Sekolah  Dasar  Luar  Biasa  yang  selanjutnya  disingkat SDLB            adalah  salah  satu  bentuk  satuan  pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan khusus pada jenjang pendidikan dasar.
4.    Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar.
5.    Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa yang selanjutnya disingkat SMPLB adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan khusus pada jenjang pendidikan dasar.
6.    Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat SMA

adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah.
7.    Sekolah  Menengah  Atas  Luar  Biasa  yang  selanjutnya disingkat SMALB adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan khusus pada jenjang pendidikan Menengah.
8.    Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat

SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal






yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu.
9.    Sekolah  Terintegrasi  adalah  salah  satu  bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan yang dilaksanakan antarjenjang pendidikan dalam satu lokasi.
10.  Pemerintah  Pusat  adalah  Presiden  Republik  Indonesia yang            memegang    kekuasaan    pemerintahan    negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
11.  Bantuan Operasional Sekolah Reguler yang selanjutnya

disingkat BOS Reguler adalah program Pemerintah Pusat untuk  penyediaan  pendanaan  biaya  operasi personalia dan  nonpersonalia  bagi  Sekolah  yang  bersumber  dari dana alokasi khusus nonfisik.
12.  Sistem Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya                  disebut   Dapodik   adalah   suatu   sistem pendataan  yang  dikelola  oleh  Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan yang memuat data satuan pendidikan, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, dan substansi     pendidikan   yang   datanya  bersumber  dari satuan pendidikan dasar dan menengah yang terus menerus diperbaharui secara online.
13.  Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disingkat

SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
14. Harga Eceran Tertinggi yang selanjutnya disebut HET adalah harga yang ditetapkan setinggi-tingginya sebesar taksiran   biaya     wajar     untuk     mencetak     dan mendistribusikan buku   sampai   ditangan   konsumen akhir.
15.  Rekening Kas Umum Negara yang selanjutnya disingkat RKUN adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang        ditentukan    oleh    Menteri    Keuangan    selaku







Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral.
16.  Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RKUD    adalah   Rekening   tempat   penyimpanan   uang daerah                  yang    ditentukan    oleh    gubernur    untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan
17. Rencana   Kegiatan   dan   Anggaran   Sekolah   yang selanjutnya disingkat RKAS adalah rencana biaya dan pendanaan program atau kegiatan untuk 1 (satu) tahun anggaran baik yang bersifat strategis ataupun rutin yang diterima dan dikelola langsung oleh Sekolah.
18.  Komite    Sekolah    adalah    lembaga    mandiri    yang

beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas

Sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang selanjutnya disingkat  RPP  adalah  rencana  kegiatan  pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
20.  Ujian Sekolah selanjutnya disingkat US adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik yang dilakukan              satuan     pendidikan     terhadap     standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran yang tidak diujikan dalam   USBN   dilaksanakan   oleh   Satuan Pendidikan pada SD/MI/SDTK dan Program Paket A/Ula.
21.  Ujian  Sekolah  Berstandar  Nasional  yang  selanjutnya

disingkat USBN adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan Satuan Pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar.
22. Ujian Nasional yang selanjutnya disingkat UN adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan.
23.  Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara                         Pemerintahan  Daerah  yang  memimpin






pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
24.  Kementerian    adalah    Kementerian    Pendidikan    dan

Kebudayaan.

25.  Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
26. Pengadaan Barang/Jasa di Sekolah, yang selanjutnya disebut        PBJ    Sekolah    adalah    cara    memperoleh barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainya yang dibiayai oleh BOS Reguler yang ditetapkan oleh Kementerian.
27.  Bendahara BOS Reguler adalah unsur pembantu kepala Sekolah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan fungsi perbendaharaan BOS Reguler.
28.  Unit  Kerja  Pengadaan  Barang/Jasa,  yang  selanjutnya

disebut   UKPBJ   adalah   unit   kerja   di   Kementerian, lembaga, atau Pemerintah Daerah yang menjadi pusat keunggulan pengadaan  barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainya.
29.  Pelaku  Usaha  adalah  orang  perorangan  atau  badan usaha,  baik  yang  berbentuk  badan  hukum  maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui              perjanjian  menyelenggarakan  kegiatan  usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
30.  Penyedia   Barang/Jasa   di   Sekolah   yang   selanjutnya

disebut Penyedia adalah Pelaku Usaha yang menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya di Sekolah berdasarkan kontrak/perjanjian.


Pasal 2

Petunjuk teknis BOS Reguler merupakan pedoman bagi pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota dan Sekolah dalam penggunaan dan pertanggungjawaban BOS Reguler.






Pasal 3

BOS Reguler bertujuan untuk membantu biaya operasional penyelenggaraan pendidikan di Sekolah.


Pasal 4

(1)   BOS    Reguler    dialokasikan    untuk    penyelenggaraan pendidikan di Sekolah.
(2)   Besaran  alokasi  BOS  Reguler  yang  diterima  Sekolah sebagaimana                        dimaksud    pada    ayat    (1)    dihitung berdasarkan                       jumlah  peserta  didik  dikalikan  dengan satuan biaya.
(3)   Satuan  biaya  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)

sebagai berikut:

a.     SD   sebesar   Rp800.000,00   (delapan   ratus   ribu rupiah) per 1 (satu) peserta didik setiap 1 (satu) tahun;
b.    SMP sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per

1 (satu) peserta didik setiap 1 (satu) tahun;

c.     SMA sebesar Rp1.400.000,00 (satu juta empat ratus ribu rupiah) per 1 (satu) peserta didik setiap 1 (satu) tahun;
d.    SMK sebesar Rp1.600.000,00 (satu juta enam ratus ribu rupiah) per 1 (satu) peserta didik setiap 1 (satu) tahun; dan
e.     SDLB,    SMPLB,    SMALB,    dan    SLB    sebesar Rp2.000.000,00                            (dua  juta  rupiah)  per  1  (satu) peserta didik setiap 1 (satu) tahun.


Pasal 5

Tata cara penggunaan dan pertanggungjawaban BOS Reguler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.






Pasal 6

(1)   BOS   Reguler   yang   diterima   Sekolah   sebagaimana dimaksud                   dalam   Pasal   4   digunakan   menggunakan mekanisme PBJ Sekolah.
(2)   Mekanisme  PBJ  Sekolah  sebagaimana  dimaksud  pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.


Pasal 7

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 136), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.


Pasal 8

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.






Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.




Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 22 Januari 2019



MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,


TTD. MUHADJIR EFFENDY
Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 25 Januari 2019



DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,


TTD.



WIDODO EKATJAHJANA





BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 56





Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,


TTD.


Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001


Selengkapnya Permendikbud Nomor 3 tahun 2019 dapat diunduh di:

1. Permendikbud No 3 Tahun 2019
2. Lampiran I
3. Lampiran II

0 Komentar untuk "Permendikbud Nomor 3 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler"

Back To Top